Aku sudah bukan lagi aku. Kamu bukan lagi kamu. Berdua aku dan kamu telah menjadi kita. Kukatakan pada mereka, "kami tlah menyatu" [dicukil dari Kepada Cinta: True Love Keeps no Secret penerbit Gagasmedia, dengan pengubahan]
Seiring perkembangan zaman, bahasa dirasa menjadi sesuatu yang kian memudar. Budaya masyarakat 'Gaul' yang dengan ganasnya menggerus nilai-nilai budaya bangsa, semakin hari semakin kuat mengakar. Merayu, mempengaruhi, merasuki jiwa anak-anak, generasi muda bangsa ini.
Gaya bicara kaum 'Gaul' telah meretas masuk ke dalam hampir setiap sendi kehidupan. Bahkan sampai ke area formal. Tak jarang istilah-istilah 'gaul' menggema dari mulut-mulut para pelaku politik, petinggi institusi, bahkan tenaga pendidik yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa.
Satu contoh nyata yang baru-baru ini aku temui. Penggunaan kata 'kita' yang dengan sengaja mengambil alih posisi kata 'kami'. Inilah contoh nyata dari pengaruh budaya masyarakat 'Gaul'.
Kedua kata ini, 'kami' dan 'kita' jelas memiliki perbedaan fungsi dalam penggunaannya.
Berikut definisi kedua kata itu menurut artikata.com
Kita
|
3. yg berbicara bersama dng orang lain (tidak termasuk yg diajak berbicara); yg menulis atas nama kelompok, tidak termasuk pembaca;
4. yg berbicara (digunakan oleh orang besar, msl raja); yg menulis (digunakan oleh penulis)
Kata 'kita' dan 'kami' adalah dua kata ganti orang jamak. Seringkali, dalam sebuah forum resmi, misalnya pemaparan ilmiah - terdapat penggunaan kata 'kita' yang tidak tepat. Padahal, kata ganti yang lebih tepat adalah 'kami'. Jika kita telisik lebih dalam berdasarkan pengertian kedua kata ini, kata 'kita' lebih tepat digunakan pada keadaan semua yang ada dalam pembicaraan atau forum itu terlibat dalam masalah yang dibahas. Namun, jika tidak semua dari yang ada di dalam pembicaraan itu terlibat dalam masalah yang dibahas, maka akan lebih tepat jika digunakan kata 'kami'.
Misalnya, di hadapan para audiens, kelompok penyaji suatu hasil penelitian memaparkan kajiannya. Mereka akan lebih tepat menggunakan kata 'kami' dalam pemaparan itu. Perhatikan contoh berikut
"kami melakukan penelitian ini selama dua bulan dan blablabla..."
Penggunaan kata 'kita' jelas sangat tidak tepat, karena para audiens tidak terlibat dalam penelitian itu.
"kita melakukan penelitian ini selama dua bulan dan blablabla..."
Dalam kehidupan masyarakat 'Gaul', mungkin kalimat itu masih dapat dimengerti. Namun, dalam lingkup area formal, penggunaan kata-kata dari budaya masyarakat 'Gaul' terkadang memang dapat menimbulkan salah penafsiran. Karena itu, gunakanlah kata-kata yang memang tepat pada tempat dan kondisinya.
sumber gambar: http://mangge-abhoenk.blogspot.com/2010/06/bahasa-gaul-di-afrika-selatan.html
8 Comments
Iya, kata 'kita' sudah terlalu sering menggantikan 'kami'. :(
ReplyDeleteBanyak tuh di tipi2, hampir semua kalangan, mulai dari rakyat jelata yang diwawancara sampe politisi dan artis, setiap kata yang harusnya 'kami' malah menyebut 'kita'. :(
Kasihan, pendidikan berbahasanya kurang. :(
alhamdulillah, aku masih inget buat make kata 'kami' ^^
ReplyDeletetapi untuk salah satu bahasa daerah, ada juga yg menyebut 'kamu' dengan sebutan 'kita'.
ReplyDeletejadi pas mau nanya, "kamu tidur dimana?" malah berubah menjadi "kita tidur dimana?"
Saya malah bingung bacanya, antara kita, kamu, kami, yang sebenarnya kata2 hanya membuat pusing ketika tak tepat pada tempatnya ;)
ReplyDeleteSaya jadi pusing. Yang penting pas penggunannya pada tempatnya aja lah...
ReplyDeletedalam bahasa gaul sering ada ungkapan yg begini: kita? elo aja kalee ...
ReplyDeletehehehe
anda super sekali... bisa saya jadikan sebagai refenrensi lagu #eh
ReplyDelete#eh... tapi kalo lagu ya jangan kaku-kaku banget. Kasian kupingnya...
ReplyDeleteDear teman. Silakan berkomentar. Tapi khusus untuk post yang telah terbit > 7 hari, mohon maaf komentar kamu nggak langsung muncul, karena harus dimoderasi. Trims