Makan Halal di Quezon City, Filipina


Akhir Mei lalu saya berkesempatan ikut seminar internasional yang diadakan oleh NASA di Quezon City, Filipina, 28-30 Mei 2018. 

Dan kamu tau? itu tepat di bulan Ramadhan.

Ikut acara di negara yang bukan mayoritas muslim, dan berpuasa pula, jelas itu pengalaman pertama buat saya. Saat jeda acara, semua orang pada makan minum. Lah kita cuma bisa bengong.

Menderita!

Terutama untuk urusan buka puasa dan sahur.

So, gimana ceritanya?


Bukan Mayoritas Muslim

Filipina memang bukan negara dengan penduduk mayoritas muslim. Dari data otoritas statistik Filipina, tahun 2015 cuma 6% dari total penduduk Filipina yang beragama Islam. Sisanya, mayoritas beragama Katolik Roma. Dari jumlah 6% itu pun adanya di Mindanao, jauh dari Manila. Quezon City, kota yang saya kunjungi, masuk dalam wilayah Metro Manila. Kalo di Indonesia, mungkin mirip dengan Depok atau Bogor, kota satelitnya Jakarta. So, berdasarkan statistik, kota ini memang bukan basisnya muslim di Filipina.

Berangkat dari kondisi itu, salah satu staf di lab saya yang memang tugasnya menyiapkan segala administrasi dan akomodasi, sudah cari-cari referensi tempat makan halal di Quezon City. Hasilnya nihil! Karena memang nggak ada yang mengklaim sebagai restoran halal. Akhirnya 'hanya' dapat restoran vegetarian yang buka 24 jam. Kenapa harus cari yang 24 jam? Karena butuh buat makan sahur, bro! Kebetulan lokasinya juga nggak jauh dari hotel tempat kami menginap.

Hari pertama, buka puasa "cuma" dengan sebutir kurma

Kami mendarat di Ninoi Aquino International Airport (NAIA), bandaranya Manila, tepat menjelang magrib waktu setempat. Sedikit meleset dari waktu yang diperkirakan. Sebab utamanya sih mungkin karena lama di imigrasi. Dengan menumpang mobil yang sudah disiapkan panitia, kami langsung meluncur ke hotel. Sempat canggung juga karena baru sadar setir mobilnya ada di sebelah kiri. Hihi...

Di tengah perjalanan, suara adzan di handphone berkumandang. Karena sudah diset jadi waktu Manila, waktunya kami berbuka!

Eh, tapi tapi...

Mau buka pake apa? Nggak ada ta'jil-nya. Apa beli di pinggir jalan aja?

Haha... lu kira di Bogor?


Untungnya masih ada sebotol kecil air putih sisa dari in flight meal. Dan, ada tambahan sebutir kurma dari rekan kami dari LAPAN. Alhamdulillah, buka puasa pertama di Filipina.

Nyicip Beef Tapa

Sampai di hotel, kami langsung check-in dan masuk ke kamar masing-masing, sholat magrib lalu mandi. Sebelumnya kami janjian kumpul untuk jalan-jalan cari makan malam. 

Jam 7.30, kami kumpul di lobi hotel. Lalu jalan keluar hotel, cari bahan makanan buat ngisi perut yang udah nggak bersahabat.

Hotel kami ada di lokasi bisnis (CBD) kota Quezon. Jadi banyak perkantoran dengan gedung-gedung bertingkat, mall, dan tempat hiburan. Jadi harusnya cari makan nggak akan sulit. Tantangannya adalah harga yang pasti rada mahal. 

Dan bener! Banyak kedai-kedai makanan dan restoran. Menunya juga macam-macam. Dan kalo mau yang murah meriah juga nggak sedikit loh. Tapi dari sekian banyak itu, nggak ada satupun yang mengklaim sebagai restoran halal.

Setelah keliling-keliling, kami nggak nemu satupun restoran halal, dan entah kenapa perut kami sepakat untuk nggak makan vegetarian. Akhirnya kami tertarik cobain makan di satu restoran kecil. Yang menarik perhatian kami adalah ada menu nasi yang mirip banget dengan nasi goreng-nya Indonesia. Akhirnya kami pesan makan disana. Sumpah deh ya, jauh-jauh ke Filipina, makannya nasi goreng juga.

Dan ternyata, bukan cuma nasi goreng. Ada add-on-nya juga loh. Pilihannya ada semacam daging sapi gitu, namanya tapa. Karena penasaran, kami coba pesan. Penasaran, gimana sih rasanya si tapa itu. Walaupun agak was-was juga, halal nggak tuh barang. Tapi kami jadi yakin karena nggak ada menu non-halal disana. Bebas dari B2 dan kawan-kawannya, so boleh kali ya. Hihi...

Akhirnya pesanan kami jadi dan terhidang. Nasi gorengnya, yaa mirip lah dengan nasi goreng Indonesia. Dagingnya?  Aromanya khas daging sapi. Lebih mirip daging asap. Tapa adalah daging kering yang diawetkan. Tapa dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari selama beberapa hari. Tapi kebanyakan sekarang proses pengeringan tapa dilakukan lebih cepat dengan cara menggoreng daging setelah diawetkan di dalam lemari pendingin selama beberapa jam. So, mirip-mirip dendeng lah. Dan si tapa ini di Filipina memang biasanya disajikan dengan nasi goreng.

dari  philippinesfoodrecipes.wordpress.com

Rasanya? Boleh lah dicoba. Dendeng ala Filipina!

Makan Halal di Filipina? The Halal Guys aja!

Setelah makan malam dengan menu Tapa Beef, kami harus cari makanan lain untuk makan sahur. Rencananya kami mau makan sahur di restoran 24 jam di sekitar sini. Di awal cerita saya sempat cerita kami sudah cari-cari restoran 24 jam untuk sahur. Tapi kok jadi males mau keluar dini hari cari makan disini ya. Pasti bakal sepi banget. Lah siapa juga yang mau sahur disini. 
Akhirnya kami lihat ada McDonald. Makan sahur pake burger, boleh dicoba nih. Kami beli burger, sebagai add-on, kami beli french fries. Oh my, sahur pertama di negeri orang, pake junk food!

Haha... deritamu rif


Dan sahur hari berikutnya juga masih dengan menu yang sama. Bedanya cuma saya tambah ayam goreng. Sahur pake burger doank rasanya kurang nendang.

Sampai akhirnya malam terakhir, saya penasaran. Masa sih beneran nggak ada restoran halal disini. Saya iseng gugling. Eh eh eh! Ada loh! Ada The Halal Guys di mall deket sini! Dan lokasinya ternyata ada di mall sebelah hotel saya!

Akhirnya tanpa pikir panjang, saya meluncur cari restoran ini. Nggak peduli walaupun udah lumayan malam. Ini lidah udah ngiler pengen makan halal.

The Halal Guys saat awal-awal berkembang di kota New York

The Halal Guys adalah franchise restoran halal dari Amerika Serikat. The Halal Guys pertama kali dibuka pada 1990 oleh tiga orang imigran asal Mesir di kota New York. Dan sekarang makin berkembang dan menyebar kemana-mana. Salah satunya ternyata ada di Filipina, di Quezon City.

Restoran The Halal Guys di Eastwood Mall, Quezon City





Menu yang tersedia di The Halal Guys antara lain ada sandwich dan nasi. Nasinya disajikan sebagai platter, isinya ada nasi, gyro atau daging isian kebab, potongan tomat, pita bread, white sauce, dan hot sauce. Dan yang saya suka, nasinya bukan nasi kebuli. White sauce sebenernya adalah mayonaise, dengan bumbu rahasia The Halal Guys.

Sedangkan sandwich adalah pita bread dengan isian sayuran, gyro, white sauce, dan hot sauce.

Sebagai orang asia tenggara, saya pesan nasi! Yang large! Saya lapar! Harganya 299 PHP, atau sekitar Rp 80,000. Mahal sih, makanya jangan dirupiahin. Haihai... Bungkus mbak!


Tadaaaa!! Ini dia santapan sahur terakhir saya di Filipina! 

Yang saya suka dari platter The Halal Guys ini adalah daging sapinya, lembut cuy! Dan irisan tomatnya yang bikin seger. Very recommended! Akhirnya makan sahur terakhir saya di Filipina terselamatkan dengan makanan halal.

So, buat kamu yang berkunjung ke Quezon City, pengen makan halal, The Halal Guys bisa jadi pilihan. Mungkin satu-satunya pilihan. 

Dan kabarnya The Halal Guys sudah buka gerai di Indonesia. Tepatnya di Senayan City, Jakarta. Saya jadi pengen cobain. Penasaran rasanya, beda nggak sama yang di Filipina. 

Sekian.

Post a Comment

3 Comments

  1. mantap... konsisten menulis euy... btw, di Indonesia nemunya The Halal Boys, plesetan dari yg dari amrik kali ya... wkwk

    ReplyDelete
  2. Mas Danang ya? Hehe... Yang di Bandung bukan mas? Saya juga gugling The Halal Guys di Indonesia, nyangkutnya malah ke The Halal Boys yang di Bandung

    ReplyDelete
  3. the halal guys emang jadi solusi banget sih, apalagi sekarang udah banyak banget cabangnya di asia tenggara dan juga negara minoritas muslim lainnya. kalo ga salah di Indonesia juga ada kan ya? jadi pengen coba gimana rasanya hehehe

    ReplyDelete

Dear teman. Silakan berkomentar. Tapi khusus untuk post yang telah terbit > 7 hari, mohon maaf komentar kamu nggak langsung muncul, karena harus dimoderasi. Trims