Dua hari yang melelahkan. Melelahkan dan begitu melelahkan. Dimulai dari tujuh pagi sampai 10 malam, dua hari beruntun. Aku lelah....
Lelah yang begitu sangat sampai-sampai membuatku mengurangi sedikit aktivitas utamaku tiap hari, mandi sore... Jadi tidaklah heran aroma kamarku sedikit berubah dua hari ini. Maafkan aku....
Aktivitas yang benar-benar memakan waktu telah menyita waktuku yang biasa hanya aku isi dengan bersantai ria di atas bayang-bayang tumpukan tugas yang terus memelototiku. Namun, setidaknya aku sudah mulai bisa mengisi hari-hariku dengan sesuatu yang lebih bermakna.
Tapi, aku tetap tidak bisa membohongi diriku... Aku lelah!!
Namun, selelah-lelahnya diriku, aku akan lebih menaruh rasa kasihan sekaligus angkat topi pada sahabat setiaku. Ia rela tidur hanya dengan menutup sebagian matanya. Dua hari!! Setiap saat ia rela bekerja untukku. Ia rela waktu tidurnya aku jajah. Ia persembahkan jiwanya. Hingga aku menulis tulisan ini, ia masih rela menemaniku. Sekurang-kurangnya 39 jam ia rela untuk tetap membuka matanya. Namun, aku harus memaki diriku sendiri yang tega meninggalkannya. Aku dengan sangat tega membiarkannya terjaga, sementara aku terlelap dalam mimpiku.
Terima kasih sahabatku....
Maafkan aku....
My Luvly Black Notebook...
Lelah yang begitu sangat sampai-sampai membuatku mengurangi sedikit aktivitas utamaku tiap hari, mandi sore... Jadi tidaklah heran aroma kamarku sedikit berubah dua hari ini. Maafkan aku....
Aktivitas yang benar-benar memakan waktu telah menyita waktuku yang biasa hanya aku isi dengan bersantai ria di atas bayang-bayang tumpukan tugas yang terus memelototiku. Namun, setidaknya aku sudah mulai bisa mengisi hari-hariku dengan sesuatu yang lebih bermakna.
Tapi, aku tetap tidak bisa membohongi diriku... Aku lelah!!
Namun, selelah-lelahnya diriku, aku akan lebih menaruh rasa kasihan sekaligus angkat topi pada sahabat setiaku. Ia rela tidur hanya dengan menutup sebagian matanya. Dua hari!! Setiap saat ia rela bekerja untukku. Ia rela waktu tidurnya aku jajah. Ia persembahkan jiwanya. Hingga aku menulis tulisan ini, ia masih rela menemaniku. Sekurang-kurangnya 39 jam ia rela untuk tetap membuka matanya. Namun, aku harus memaki diriku sendiri yang tega meninggalkannya. Aku dengan sangat tega membiarkannya terjaga, sementara aku terlelap dalam mimpiku.
Terima kasih sahabatku....
Maafkan aku....
My Luvly Black Notebook...
0 Comments
Dear teman. Silakan berkomentar. Tapi khusus untuk post yang telah terbit > 7 hari, mohon maaf komentar kamu nggak langsung muncul, karena harus dimoderasi. Trims