Cerita Hari Ini

Hari ini ada dua ujian, garbar teknik dan Metode Punilisan dan Penyajian Ilmiah. Satu ujian telah berhasil dilalui, hanya butuh tawwakal untuk hasil yang terbaik. Satu ujian tersisa untuk hari ini, akan dilaksanakan tepat satu jam kemudian.

Kupikir masih ada waktu untuk sekedar membaca bahan (termasuk akhirnya menulis post ini)

Kumulai "kekosongan"ku dengan shalat Dzuhur di Al Fath. Sembari berdoa mengharap agar ujian kedua nanti lancar.

Satu kejadian unik aku dapatkan. Ada teman yang menghampiriku dan sekonyong-konyong melontarkan pertanyaan padaku,
"Mau pindah jurusan (mayor) nggak?" tanyanya. Aku sejenak berpikir,
"Emank napa?", aku balik bertanya
"Terlalu berat disini" ujarnya polos. Aku hanya membalas dengan senyuman
"Kok mikir gitu?", tanyaku lagi
dengan setengah berbisik ia mengemukakan alasannya,
"kalo sekedar lulus, kita pasti lulus. Tapi kalo dengan IP yang pas-pasan, gimana masa depan kita.."

Aku kembali tersenyum.
"Ngapain mikirin IP. Emank IP menentukan segalanya?"
Aku tepuk pundaknya seraya memberi jempol padanya
"semangat kawan!"

Sambil jalan aku memikirkan adegan kecil yang baru saja aku lakukan. Mungkin aku akan berkata sebaliknya jika ia menanyakan hal itu dua atau tiga bulan yang lalu. Namun sekarang aku akan menjawab dengan tegas setiap pertanyaan dan jawaban yang sama. Karena aku tahu, IP atau IPK bukanlah sebuah tolok ukur utama yang menentukan masa depan. Karena aku sendiri yang sudah merasakannya.

Post a Comment

0 Comments