Dalam dunia komputer, saya termasuk orang yang suka coba-coba. Mencoba hal-hal baru, walaupun seringkali membuat kerusakan disana-sini karena basic ilmu yang seadanya. Tapi selalu ada rasa puas tersendiri saat berhasil mencoba.
Termasuk salah satunya mencoba sistem operasi baru. Selain Windows sebagai sistem operasi utama yang paling sering saya gunakan, saya juga pernah menggunakan Ubuntu. Salah satu distro Linux yang paling banyak diunduh.
Kali ini saya mau berbagi sedikit cerita tentang pengalaman saya menggunakan Linux. Yuk lanjut..
;-)

Hehe.. Iya salah.. Maksudnya DIY, Do It by Yourself. Saya googling cara untuk install linux sebagai dual boot atau dual OS. Ternyata cukup banyak yang berbagi caranya. Saya ikuti langkah-langkahnya.
Dimulai dari membuat partisi baru di hardisk, lalu membuat CD instalasi Ubuntu dari file .iso yang didapat. Dulu sih saya lebih memilih untuk memasukkan file instalasi itu ke dalam USB flashdisk, sehingga bisa booting lewat USB flashdisk. Setelah itu, saya harus restart laptop saya, kemudian booting lewat USB yang tadi telah dimasukkan file instalasi. Proses instalasi pun berjalan, dan saat muncul pilihan lokasi instalasi, saya pilih partisi hardisk yang tadi telah dibuat. Cukup gampang kok.
Akhirnya, linux Ubuntu-pun terinstall di laptop saya. Berdampingan dengan Windows Vista yang waktu itu jadi OS utama saya. Saya gunakan OS Ubuntu itu untuk sekedar browsing, dan belajar menggunakan command-command Linux dengan terminal. Tapi sayangnya sampai sekarang saya belum juga berhasil menghapal command-command itu
:D

Bisa donk. Bahkan kita juga bisa install linux di media lain yang lebih kecil, microSD misalnya. Dengan install di flashdisk atau media lain yang lebih kecil, pastinya jadi lebih handy donk.

Cara install linux di flashdisk sih sama aja dengan install linux di hardisk internal ataupun external. Bedanya ya saat memilih media penginstalan, kamu harus pilih flashdisk kamu. Tapi, supaya flashdisk kamu tetap bisa dipakai sebagai media penyimpanan, kamu harus buat partisi khusus juga disana. Kamu boleh pakai software partisi apa saja. Kalo saya sih pakai Minitool Partition Wizard. Jangan lupa jadikan type partisinya sebagai FAT32, bukan NTFS yang umum dipakai untuk Windows.

Flashsisk yang saya gunakan adalah flashdisk berkapasitas 16 GB. Dimana 10GB saya alokasikan untuk intalasi linux. Dan dari 10 GB itu, saya bagi 2 lagi menjadi partisi system (8 GB) dan partisi swap (2 GB). Distro linux yang saya install di flashdisk kali ini adalah Linux Mint. Kata orang sih ini distro linux yang ringan dan antarmukanya mirip-mirip Windows. Jadi lumayan nggak asing lah untuk ukuran pengguna baru seperti saya
:-)
Kamu pakai Linux juga nggak?
![]() |
dari steamcommunity.com |
Kali ini saya mau berbagi sedikit cerita tentang pengalaman saya menggunakan Linux. Yuk lanjut..
;-)
Install Linux sebagai Dual OS
Ini pengalaman saat saya pertama kali mengenal dan memakai linux. Saat itu ada teman yang menggunakan Ubuntu, yang membuat saya tergoda untuk menggunakan sistem operasi open source itu. Saya terkesima dengan tampilan dan fitur-fiturnya. Katanya, kalo mau coba-coba, bisa dijadikan sistem operasi pendamping Windows, jadi Windows-nya nggak terganggu. Kita bisa pilih, apakah mau menggunakan Windows, atau linux Ubuntu.
Akhirnya, setelah saya copy file instalasinya, saya coba install di laptop lama saya dengan prinsip DIY, Daerah Istimewa Yogyakarta
Akhirnya, setelah saya copy file instalasinya, saya coba install di laptop lama saya dengan prinsip DIY, Daerah Istimewa Yogyakarta
SALAAAHH!!!
Hehe.. Iya salah.. Maksudnya DIY, Do It by Yourself. Saya googling cara untuk install linux sebagai dual boot atau dual OS. Ternyata cukup banyak yang berbagi caranya. Saya ikuti langkah-langkahnya.
Dimulai dari membuat partisi baru di hardisk, lalu membuat CD instalasi Ubuntu dari file .iso yang didapat. Dulu sih saya lebih memilih untuk memasukkan file instalasi itu ke dalam USB flashdisk, sehingga bisa booting lewat USB flashdisk. Setelah itu, saya harus restart laptop saya, kemudian booting lewat USB yang tadi telah dimasukkan file instalasi. Proses instalasi pun berjalan, dan saat muncul pilihan lokasi instalasi, saya pilih partisi hardisk yang tadi telah dibuat. Cukup gampang kok.
Akhirnya, linux Ubuntu-pun terinstall di laptop saya. Berdampingan dengan Windows Vista yang waktu itu jadi OS utama saya. Saya gunakan OS Ubuntu itu untuk sekedar browsing, dan belajar menggunakan command-command Linux dengan terminal. Tapi sayangnya sampai sekarang saya belum juga berhasil menghapal command-command itu
:D
Install Linux di Hardisk External
Menginstall Linux sebagai dual OS, ternyata nggak cukup baik. Kapasitas hardisk terpaksa harus dipotong untuk alokasi Linux, dan itu cukup besar. Dengan kapasitas hardisk laptop saya yang kurang mumpuni, rasanya install linux di hardisk internal bukanlah ide yang baik.
Akhirnya dengan memanfaatkan hardisk internal dari laptop yang tidak terpakai yang saya modifikasi menjadi hardisk external, saya coba install Linux Ubuntu lagi di hardisk external.
Lagi, dengan membuat partisi khusus di hardisk external itu, saya install Linux Ubuntu versi 13.04 disana. Langkah instalasi sama seperti menginstall Linux di hardisk internal, perbedaannya hanya pada saat memilih media penginstalan. Disana saya pilih partisi pada hardisk external yang telah saya buat.
Dan Voilla! Linux Ubuntu 13.04 berhasil bersarang di hardisk saya. Saya bisa pakai sistem operasi itu di komputer mana saja, dengan menyambungkan USB lalu booting lewat USB itu.
Install Linux di Flashdisk
Kalo install linux di hardisk external sudah biasa, dan install linux di hardisk internal sebagai dual boot lebih biasa lagi, maka karena penasaran saya juga coba install linux di flashdisk.
Emang bisa rif?
Bisa donk. Bahkan kita juga bisa install linux di media lain yang lebih kecil, microSD misalnya. Dengan install di flashdisk atau media lain yang lebih kecil, pastinya jadi lebih handy donk.
Caranya gimana?
Cara install linux di flashdisk sih sama aja dengan install linux di hardisk internal ataupun external. Bedanya ya saat memilih media penginstalan, kamu harus pilih flashdisk kamu. Tapi, supaya flashdisk kamu tetap bisa dipakai sebagai media penyimpanan, kamu harus buat partisi khusus juga disana. Kamu boleh pakai software partisi apa saja. Kalo saya sih pakai Minitool Partition Wizard. Jangan lupa jadikan type partisinya sebagai FAT32, bukan NTFS yang umum dipakai untuk Windows.
Boleh nih. Catet!
Flashsisk yang saya gunakan adalah flashdisk berkapasitas 16 GB. Dimana 10GB saya alokasikan untuk intalasi linux. Dan dari 10 GB itu, saya bagi 2 lagi menjadi partisi system (8 GB) dan partisi swap (2 GB). Distro linux yang saya install di flashdisk kali ini adalah Linux Mint. Kata orang sih ini distro linux yang ringan dan antarmukanya mirip-mirip Windows. Jadi lumayan nggak asing lah untuk ukuran pengguna baru seperti saya
:-)
Kamu pakai Linux juga nggak?
13 Comments
Keren nih nginstal sendiri, jadi pengen juga, harus belajar sama suami nih
ReplyDeleteSuaminya mbak Ely suka komputer juga yah?
Deletecieee pake linux nih yee :D
ReplyDeleteSekali-sekali aja mas. Lebih sering pake Windows :D
DeleteNgga pakek, Bang. Lagi pening mikirin mantan. *eh*
ReplyDeleteIsh.. Mantan mulu nih yeee
Deleteaku dulu paham banget ama linux,,tapi dengan bertambahnya usia dan jarang berhubungan dengan linux jadinya udah lupa,,program2 lain yg dulunya aku paham sekarang udah nggak ingat sama sekali,,nasib udah bukan anak kuliahan,,,hahahhaa
ReplyDeleteIhhiy... boleh donk mbak saya berguru :D
DeleteDuh, jadi inget waktu ujian praktek kelulusan di SMK. Sayangnya sekarang udah lupa sama yang beginian :(
ReplyDeleteWuihiiy.. Mending donk kalo udah pernah belajar, lah saya malah belum
DeleteKalau aku kebalikannya Mas. Untuk di bidang komputer ini, aku agak takut untuk nyoba-nyoba. Makanya sampai sekarang aku nggak bisa install OS sendiri.... Padahal kayaknya nggak terlalu sulit, ya....
ReplyDeleteHoho.. ya nggak salah juga sih mas.. Emang butuh minat :D
DeleteMin kalau cara install Linux di hardisk internal gimana?
ReplyDeleteDear teman. Silakan berkomentar. Tapi khusus untuk post yang telah terbit > 7 hari, mohon maaf komentar kamu nggak langsung muncul, karena harus dimoderasi. Trims