Kurang Beruntung yang Menguntungkan

dipinjam dari http://thatsmyfolio.com/

Pernah nggak sih mengalami hal-hal yang sebenernya nggak beruntung, tapi akhirnya malah jadi menguntungkan?

Contoh nyata paling banyak yang kita sering lihat, banyak saudara-saudara kita yang secara kurang beruntung menjadi tunadaksa. Entah karena sejak terlahir sudah berstatus demikian, atau mungkin karena kejadian luar biasa yang tidak diinginkan. Tapi secara ajaib, kekurangberuntungan itu justru menjadi pemacu semangat, dan akhirnya mereka mampu membalikkan keadaan, menjadikan ketidakberuntungan itu menjadi sebuah keuntungan. 

Aku pun pernah ngalamin hal yang sama...

Aku anak daerah. Kampung halamanku bukanlah sebuah kota besar yang rame.  Cuma desa yang beralih menjadi kota, tapi aku sendiri belum berani menyebutnya sebagai kota :-D

Waktu masih SMP, impian setiap temen-temenku waktu itu, bisa lanjut SMA di kota. Tapi kok waktu itu aku sama sekali nggak pengen sekolah di kota ya? Bahkan ada 1 SMA yang bisa dibilang unggulan di daerah aku, akupun nggak pengen lanjut kesana. Entah kenapa.

Sampe akhirnya, tiba-tiba di ujung waktu, aku malah jadi pengen lanjut ke SMA unggulan itu. Jadi pengeeennn banget. Datanglah aku ke wakepsek. Dan disinilah tidak beruntungnya aku, ternyata masa pendaftarannya udah lewat. Langit seakan runtuh waktu itu... (*ya, ini lebay. Abaikan!)

Akhirnya aku pun daftar dan diterima di sekolah lain, yang nggak jauh-jauh, disitu aja. Denger kabar dari temen-temen yang pada diterima di sekolah di kota, ada juga rasa menyesal. Tapi menyesal emang nggak ada gunanya. Ya kudu dijalanin aja semuanya dengan sebaik mungkin.

Dan di akhir-akhir masa SMA, aku akhirnya merasa nggak sekolahnya aku di kota atau sekolah unggulan, bisa jadi keuntungan buat aku. Kok bisa? Ya, dengan sekolah di sekolah yang persaingan antar siswanya nggak terlalu tinggi, peluang aku untuk lanjut ke PT pilihan dan favorit kyknya bakal lebih gampang. Dan beneran, aku yang nggak pinter-pinter amat ini akhirnya dikasih kesempatan ikut PMDK, jalur masuk universitas tanpa tes, waktu itu. Bahkan aku didaftarin ikut PMDK ke 3 PT sekaligus. Dan alhamdulillah akhirnya diterima di salah satu PT favorit di Bogor, lewat jalur USMI. 

Ah, andai waktu itu aku SMA-nya di kota atau SMA unggulan, kyknya peluang aku ikutan PMDK bakal tipis banget. Dan nggak tau deh nasib aku sekarang gimana :-D

Baru-baru ini, aku baru ngalamin satu hal yang kurang beruntung. Aku kehilangan kartu ATM. Aku pernah ngepost tentang Fokus dan Perhatian, dan aku nggak fokus waktu itu. Karena tertarik baca brosur yang nempel di mesin ATM, aku kurang fokus, jadinya lupa cabut kartu ATM setelah transaksi selesai. And you know? Aku baru sadar malam harinya. Aku lagi kurang beruntung.

Besoknya aku langsung urus ke bank, setelah ngurus surat kehilangan ke kantor polisi terdekat. Aku bakal dapet kartu ATM baru lagi nih. Dan disinilah hal yang menguntungkan itu.

Aku dapet kartu ATM baru, kartu debit Gold!

FYI, kartu ini ditujukan untuk nasabah yang saldo rata-rata bulanan 8juta rupiah. Hmmm..

Nih dia kartunya

Eh bukan aku sombong nih yah. Lah wong saldo aku nggak sampe segitu. Haha. Makanya aku bilang ini beruntung. Katanya, kartu ini kartu debit syariah pertama yang berteknologi chip. Keuntungan lengkapnya menurut bank penerbit:

1. Akses transaksi yang lebih luas di seluruh jaringan ATM Plus dan EDC berlogo VISA di seluruh dunia
2. Bebas biaya transaksi Debit di seluruh merchant VISA di seluruh dunia
3. Keamanan transaksi yang lebih terjamin berkat adanya elemen chip-based pada kartu

Hmm.. Walau mungkin biaya bulanannya lebih besar ketimbang kartu yang lama, tapi share-nya katanya lebih gede (ini kan produk bank syariah). Jadi aku tetep anggap ini sebagai keuntungan. Andai aku nggak lupa cabut kartu ATM aku waktu itu, aku nggak bakal dapet kartu baru ini. Haha..

Kamu? Punya cerita yang sama nggak?

Btw, selamat hari ibu internasional!