8 Hari yang Menguras Kantong

Hanya delapan hari.. waktu yang WAJIB dijalani... Untuk hanya delapan hari, berapa rupiah harus merangkak keluar dari dompet...

Sebagai seorang biasa yang tidak punya daya upaya, berat rasanya menentang suatu kebijakan. Hanya bisa pasrah menjalani, sambil sesekali menghibur diri, "ini pasti sudah ada pertimbangannya. Dan pasti ini ada hikmahnya". Tapi...

Libur akhir tahun akademik 2010-2011 dan libur Idul Fitri menjadi polemik yang membuat sebagian mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Jawa Barat dongkol. Libur akademik akhir tahun ini sangat berdekatan dengan libur Idul Fitri. Banyak yang berspekulasi bahwa kedua libur ini akan digabung. Namun, menurut kalender akademik, ternyata ada kebijakan bahwa libur akhir tahun yang dimulai sejak tanggal 27 Juni hingga 13 Agustus 2011 - tidak digabungkan dengan libur Idul Fitri yang dimulai pada 24 Agustus hingga 6 September 2011. Jeda waktu antara keduanya diisi dengan perkuliahan semester ganjil Tahun Akademik 2011-2012. Dengan demikian, hanya ada 10 hari dalam jeda itu, minus hari minggu dan Hari Ulang Tahun Proklamasi tanggal 17 Agustus. Walhasil, hanya ada 8 hari efektif untuk perkuliahan. Itupun dengan mengikutsertakan hari Sabtu yang sebenarnya bukan hari efektif perkuliahan.

Lalu apa masalahnya?

Bagi sebagian orang, mungkin ini bukan masalah. Tapi untuk sebagian yang lain, jelas ini akan sedikit merugikan. Untuk itu, mari coba kita sedikit berhitung.

Libur akhir tahun adalah saat yang paling ditunggu-tunggu. Terlebih bagi mereka mahasiswa rantau. Dan sebagian besar dari mahasiswa perguruan tinggi ini adalah mahasiswa rantau. Yah, bisa dibilang 70% adalah mereka yang bukan warga Bogor. Maka bisa dipastikan, sebagian besar mahasiswa akan pulang kampung pada liburan akhir tahun ini. Apalagi momen Bulan Ramadhan akan dimulai pada liburan kali ini. Setidaknya mahasiswa diberi kesempatan menikmati liburan selama 50-an hari. Waktu yang cukup panjang, 27 Juni hingga 14 Agustus.

Namun, semua harus berakhir secara "SEMENTARA". Pada 15 Agustus, semua harus kembali ke bangku kuliah. Memulai perkuliahan di semester yang baru, selama hanya 8 hari. Hanya 8 hari... perkuliahan awal...

Pada 25 Agustus, perkuliahan awal semester juga akan dihentikan "sementara". Mahasiswa kembali diberi libur, libur Idul Fitri. Lagi-lagi ini momen yang memaksa mahasiswa rantau untuk kembali ke kampung halaman. Hanya berselang sepuluh hari berikutnya, mahasiswa kembali harus kembali melanjutkan semester barunya pada 6 September 2011.  

Dengan asumsi si mahasiswa rantau mengikuti skenario di atas, maka pada pertengahan Agustus hingga awal September, si mahasiswa harus mengeluarkan uangnya untuk ongkos transportasi sebanyak 3 kali, pada pertengahan Agustus, akhir Agustus, dan awal September. Dengan asumsi satu kali perjalanan si mahasiswa harus membayar ongkos sebesar 200 ribu Rupiah, maka dapat dipastikan si mahasiswa harus merelakan uangnya sebesar 600 ribu Rupiah melayang hanya dalam waktu beberapa minggu.

Itu dengan asumsi harga rata. Tapi fakta yang ada, momen Idul Fitri dan liburan panjang membuat harga tiket perjalanan melambung tinggi. Terlebih libur Idul Fitri yang dimulai begitu dekat dengan hari-H lebaran.

Perlu diingat, tidak semua mahasiswa rantau mampu untuk itu semua.
dan perlu dicatat, awal semester juga merupakan hari-hari menegangkan bagi mahasiswa untuk terus bertahan hidup di universitasnya. Biaya SPP kuliah adalah yang menjadi momoknya...

8 hari.. ya 8 hari...

sumber gambar:
http://sttrepsdisg.blogspot.com\
http://bocahbancar.files.wordpress.com
http://achadinerz.blogspot.com

Post a Comment

6 Comments

  1. hiks hiks.. aku juga mengalami hal yg sama bang. tapi mungkin bedanya kami yg di jawa lebih beruntung daripada yang di luar jawa. kami bisa nyewa bis bareng-bareng jadi bisa sedikit menghemat uang. sabarlah bang. semoga pengorbanan ngebakar kantong ini g sia2. hiks.. salam damai :)

    ReplyDelete
  2. yah.. sebenernya sekarang aku justru berharap tetep masuk.. :p

    ReplyDelete
  3. Untungnya saya ga pulang pas lu pada PKL, dan lu nya sendiri kenapa PKL di rumah, jadi ngongkosnya mahal kan? #eaaa #malahsewot

    ReplyDelete
  4. haha.. dia malah sewot...
    oke, kita nggak hitung yang PKL. Berani jamin kalo mahasiswa luar jabodetabek yang pulang kekampung cuma ada sedikit? berani jamin kalo mahasiswa luar kabodetabek yang nggak pulang kampung ngak kangen kampung halaman?

    ReplyDelete
  5. Hmmmmm... menurut saya sih, jadi mahasiswa perantauan itu harus kuat mental, jangan pengen cepet pulang aja. Temen2 saya asal sulawesi, sumatera, dan kalimantan, banyak yang udah 2 tahun gak pulang, mereka biasa2 aja.
    Sarana Komunikasi 'kan udah bagus, bisa telpon atau ngobrol via webcam. Gampang toh?

    Sekali lagi, jadi mahasiswa perantauan itu harus kuat. Tak usah sering2 pulang, atau tak usah dipaksakan untuk pulang jika memang waktu tak cukup.

    ReplyDelete
  6. Setuju mas.. tapi terkadang keadaan memaksa itu terjadi. Aku kemaren pa lagi ada praktik lapangan yang mengharuskan aku angkat kaki dari Bogor, dan harus kembali untuk kuliah kembali. Bukan cuma aku, ribuan mahasiswa lain juga melakukan hal yang sama...

    ReplyDelete

Dear teman. Silakan berkomentar. Tapi khusus untuk post yang telah terbit > 7 hari, mohon maaf komentar kamu nggak langsung muncul, karena harus dimoderasi. Trims