Baca juga

Kuala Lumpur (ANTARA) - Banyak orangtua dari mahasiswa Indonesia yang cemas terhadap anaknya yang sedang studi di Malaysia akibat pemberitaan tentang Malaysia yang seolah-olah sudah mau berperang dengan negara tetangganya.

"Kami banyak menerima sms, telepon dan tulisan di milis persatuan pelajar Indonesia serta di facebook menceritakan kecemasan dan ketakutan orang tua mereka akibat pemberitaan tentang Malaysia di Indonesia yang seolah-olah sudah mau perang," kata ketua PPI (persatuan pelajar Indonesia) Malaysia Abdullah Abbas di Kuala Lumpur, Minggu.

"Kami ingin menyatakan bahwa kami semua para pelajar Indonesia yang studi di Malaysia baik-baik saja karena di Malaysia tidak ada berita-berita panas seperti di Indonesia. Rakyat Malaysia tidak tahu tentang berita-berita di Indonesia yang sudah mau perang saja," kata mahasiswa universitas teknologi media di Malaka itu.

PPI Malaysia juga mengimbau agar pers Indonesia tidak memprovokasi rakyat Indonesia dengan berita-berita yang tidak benar sama sekali. Berita-berita yang menanamkan kebencian terhadap Malaysia dengan berita bohong," ujarnya.

Ketua PPI Abdullah Abbas mencontohkan berita bohong yang digunakan untuk provokasi rakyat Indonesia, misalnya, berita Malaysia yang mengklaim tari Pendet Bali. "Tidak betul Malaysia mengklaim tari pendet dalam film dokumenter Enigmatic Malaysia. Itu hanya kesalahan Discovery Channel yang meletakkan foto penari pendet dalam film promosi Enigmatic Malaysia," katanya.

"Dalam enam film dokumenter itu tidak ada cerita mengenai tari Pendet Bali. Bagaimana bisa pers Indonesia menuduh Malaysia mengklaim tari pendet sebagai kebudayaannya," katanya.

Akibat provokasi pers Indonesia telah menanam kebencian terhadap Malaysia. Berbagai upaya mahasiswa Indonesia menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya sudah dicap sebagai pengkhianat.

Hal senada dikemukakan Rasul, ketua I PPI, mengenai provokasi pers Indonesia. "Sebagai contoh yang baru-baru ini diributkan pers Indonesia mengenai polisi-polisi Malaysia memukuli TKI. Setelah ditelurusi ternyata tidak benar," katanya.

"Setelah ramai di milis kami dan dicek mahasiswa itu ternyata film yang diambil dari www.youtube.com itu warga Malaysia etnis China bukan TKI," kata Rosul, mahasiswa Unitar (Universitas Tun Abdurrahman).

Dua bulan lalu, pers Indonesia juga meributkan adanya film yang menggambarkan polisi memukuli TKI di Sarawak. Setelah dicek ke KJRI Kuching, Sarawak, ternyata itu film lama dan yang dipukuli juga warga Malaysia, katanya.

PPI memohon agar pers Indonesia tidak memprovokasi dan menanamkan kebencian terhadap Malaysia dengan berita-berita bohong.

"Perlu dipikirkan ada sekitar 15.000 mahasiswa Indonesia studi di Malaysia. Sekitar 1,2 juta TKI mencari nafkah di Malaysia dan sekitar 5.000 ekspatriat Indonesia cari makan di Malaysia. Belum lagi ratusan ribu warga Indonesia yang menjadi `permanent residence` di Malaysia," kata Abbas.


Tu berita gw copy paste dari notes temen gw yang dari malaysia

Post a Comment

0 Comments