Jam setengah dua


A : Maaf, jam berapa kita rapat?
B : Jam setengah dua, Bu

Coba lihat kalimat percakapan di atas. Temukan kesalahannya!

Adakah kesalahannya?



Permasalahan pertama: kata "jam"

Menurut Buku Praktis Bahasa Indonesia, terdapat perbedaan penggunaan kata "jam" dan "pukul". Kata jam dan pukul masing-masing mempunyai makna sendiri, yang berbeda satu sama lain. Hanya saja, sering kali pemakaian bahasa kurang cermat dalam menggunakan kedua kata itu masing-masing sehingga tidak jarang digunakan dengan maksud yang sama.

Kata jam menunjukkan makna 'masa atau jangka waktu', sedangkan kata pukul mengandung pengertian 'saat atau waktu'. Dengan demikian, jika maksud yang ingin diungkapkan adalah 'waktu atau saat', kata yang tepat digunakan adalah pukul, seperti pada contoh berikut:
  1. Rapat itu akan dimulai pada pukul 10.00
  2. Toko kami ditutup pada pukul 21.00
Sebaiknya, jika yang ingin diungkapkan itu 'masa' atau 'jangka waktu', kata yang tepat digunakan adalah jam, seperti pada kalimat contoh berikut:
  1. Kami bekerja selama delapan jam sehari.
  2. Jarak tempuh Jakarta-Bandung dengan kereta api sekitar dua jam.
Selain digunakan untuk menyatakan arti 'masa' atau 'jangka waktu', kata jam juga berarti 'benda penunjuk waktu' atau 'arloji', seperti pada kata jam dinding dan jam tangan.

Ya ya ya. Tapi tenang, penggunaan kata "pukul" cuma untuk konteks yang resmi kok.

Tapi tunggu dulu. Aku jadi mikir, sebenernya penggunaan frasa "setengah dua", "setengah tiga", atau "setengah" yang lainnya itu udah bener belum sih? (baca: walau untuk konteks tak resmi)

Secara komunikasi, mungkin frasa itu bisa dikatakan benar. Tapi, secara bahasa dan logika, bener nggak sih? Coba liat yang satu ini

Kemarin aku makan setengah kue itu, setengahnya lagi baru aku habiskan

atau yang ini

Semangka itu ia belah hingga berbentuk setengah bola

Lalu kita bandingkan dengan arti dari frasa yang biasa digunakan untuk menunjukkan jam (atau pukul). Jam "setengah dua" bisa kita tulis dalam bentuk lain sebagai "pukul 13.30" atau "pukul 01.30", dan kita seringkali sebut dengan mudah sebagai "setengah dua". Kalo kita hubungkan dengan kue atau semangka tadi, frase penunjukan jam ini jelas salah. Setengah kue berarti kuenya terbagi dua, setengah semangka berarti semangkanya terbagi atau terbelah dua, sedangkan setengah dua, apakah berarti dua terbagi dua? atau setengah lima berarti lima terbagi dua?

Aku teringat seorang teman yang seringkali menyebut kalimat penunjukan jam dengan versi yang berbeda. Dia sebut jam "setengah dua" dengan frase lain, jam "satu setengah". Benarkah penggunaan frase ini? Coba kita telaah

Panjang 1.5 cm jika kita lihat pada penggaris adalah jarak dua titik dari titik nol hingga titik yang tepat terletak di antara 1 cm dan 2 cm.

Bandingkan dengan jam "satu setengah"

:)

sumber: http://id.wikisource.org/wiki/Buku_Praktis_Bahasa_Indonesia_2#Jam_dan_Pukul
gambar: http://www.seasite.niu.edu/indonesian/bacaan/waktu_yang_kukenal/page%2013.jpg

Post a Comment

2 Comments

  1. kalau yang menyebut pukul satu setengah itu setau saya di negara tetangga, malaysia...kaget dan bingung pas denger org nyebut "pukul dua setengah"...haha

    ReplyDelete
  2. nah kan, sekarang mana yang bener coba... mereka jelas udah pake kata "pukul" yang lebih baku ketimbang kita yang pake kata "jam". Trus lagi mereka pake logika yang bener, bukan kyk kita yang pake "setengah lima", "setengah tujuh", atau "setengah" yang lain... nah loh

    ReplyDelete

Dear teman. Silakan berkomentar. Tapi khusus untuk post yang telah terbit > 7 hari, mohon maaf komentar kamu nggak langsung muncul, karena harus dimoderasi. Trims