Pasti nggak asing lagi donk dengan judul tulisan ini. Minimal pernah denger waktu sekolah dulu deh, di pelajaran biologi. Di sekitaran juga banyak tulisan "selular" gitu. Sepanjang jalan banyak tuh. Dari yang warnanya kuning, merah, biru, oranye, macem-macem deh. Yang itu sih namanya operator selular.
Ada beberapa istilah yang memakai kata 'selular', diantaranya 'respirasi selular'. Menurut Wikipedia,
Respirasi selular adalah proses perombakan molekul organik kompleks yang kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah (proses katabolik) pada tingkat seluler.
Beda lagi dengan 'telepon seluler', masih menurut Wikipedia,
Telepon genggam (telgam) atau telepon selular (ponsel) atau handphone (HP) atau disebut pula adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless).
Tapi post ini nggak akan cerita tentang dua istilah itu. Ada satu istilah yang mau aku ekspos, 'manusia selular'. Ada yang salah dengan istilah ini? jelas-jelas manusia itu makhluk hidup yang tentu terdiri dari sel-sel, sehingga pantas disebut makhluk selular. Eum ya, yang mau aku ceritain disini 'selular' dalam makna konotasi.
Ada satu kesimpulan yang aku dapat setelah sekian lama tinggal di perantauan. Dari pengalaman tinggal di rumah kost/kontrakan, ternyata ada implikasi negatif dari rumah kost/kontrakan. Konsep kost yang menjadikan penghuninya tinggal dalam kamar-kamar, sedikit banyak mempengaruhi keseharian dan kepribadiannya. Kamar-kamar inilah yang selanjutnya aku sebut sebagai 'sel'.
Memang kasus ini nggak terjadi di setiap orang yang statusnya penghuni kost/indekos. Tapi kebanyakan memang begitu. Sikap acuh tak acuh dengan semua yang ada di luar 'sel'-nya adalah hal yang lumrah terjadi. Bahkan bisa dibilang, si penghuni menganggap segala sesuatu yang terjadi di luar radius 'sel'-nya adalah bukan tanggungjawabnya. Peduli amat... Bahkan kalaupun si ibu kost udah pasang tulisan gede kyk gini...
...tetep ada aja yang ngebandel. Inilah fakta yang aku lihat langsung.
Padahal kalo dipikir-pikir, setiap kamar itu ada di bawah satu atap. Artinya semua penghuni disana adalah satu kesatuan. Dinding-dinding kamar hanyalah pemisah antara area private dengan area public. Area private adalah tanggungjawab si penghuni 'sel', sedangkan area public adalah tanggungjawab semua penghuni 'sel' itu. So, sikap acuh tak acuh, peduli amat, sebenernya kurang tepat dipake disini. Manusia itu makhluk sosial kok, bukan makhluk 'seluler' yang lalu bersikap 'soliter'.
note: sebenernya ini curhatan yang baru tercurahkan setelah sekian lama memendam rasa. Duhh...
16 Comments
untung selama menjadi anak kost, aku peduli dengan lingkungan. karna kan kalo rumah kotor (walo kamar bersih) ya tetep aja rasanya kotor.
ReplyDeletesekarang sih udah ga jadi anak kost lagi, naik jadi anak kontrakan hehehe
iya mas , udah budaya di negara kita seperti itu mah ..
ReplyDeletebtw , salam kenal :D
ya kembali ke nurani masing, mau pengumuman segede gaban juga, kalo masih matanya kemana hatinya kemana ya mumet jg mas
ReplyDelete*komen yg sungguh entahlah nyambung apa nggak*
:D
rave...kunjungan balik...salam kenal bro....
ReplyDeletetidak semua orang bisa mengerti dengan himbauan, tekadang harus disabet dulu baru mengerti ya bro
oalah, maksudnya sosial sama soliter toh hehehe
ReplyDeletekalo para tahanan di sel itu bisa disebut seluler enggak ya?
ReplyDeleteNgga politik atau pun bertetangga, yang namanya diplomasi pasti jalan terbaik. Udah pernah belum diplomasi dengan Bu kost biar diberi perlakuan khusus?
ReplyDeleteHehehehehe..... :D
hahaha gitu ya kirain saya manusia yang suka bawa hp xixi.. iya mas udah kaya di komplek perumahan elit aja y mas padahal mah cuma di kosan aja ya yang bayarannya masih ngandelin dr ortu wakaka..
ReplyDeleteWiiiw... anak kost juga.
ReplyDeleteEmang bete kalo ada anak kost yang seenaknya sendiri. Ga mau gantian nguras bak mandi, buang sampa... aargghh... nyebeliiinnn...
Wahaha parah banget pake peringatan begitu segala -__-
ReplyDeletewadoh.. namanya juga manusia.. haha :D
ReplyDeleteWah bukan dikosan dirimu ternyata :p
ReplyDeleteHehehe ya kan peraturan ada untuk dilanggar :p
wah, dapat diduga, bahwa mereka yang waktu ngekos hidup sendiri² dan tak mau tau dengan lingkungan, nanti selepas dari kos²an dan hidup di masyarakat juga bakal begitu.
ReplyDelete*kangen kos²an dulu, yg untungnya bertolak belakang dengan kisah diatas, walau seringlah saya ngerjain kawan² di kos. hehehe...
hihihi.....bisaan aza
ReplyDeletesalam persahabatan
Wow. Hebat, bagus sekali. :)
ReplyDeleteMenyebalkan memang, kalo anak kosan yang sekosan dengan kita cuek banget. Atau memang gak pedulian? Entahlah....
kost gw banget nih.. kamar depan dan samping aja gak saling kenal. semua sibuk dengan urusan masing2..
ReplyDeleteDear teman. Silakan berkomentar. Tapi khusus untuk post yang telah terbit > 7 hari, mohon maaf komentar kamu nggak langsung muncul, karena harus dimoderasi. Trims