Garuda terbang tinggi!
Garuda menggapai mimpi!
Itulah beberapa kalimat yang sempat menghiasi headline beberapa surat kabar dan media elektronik. Segenap anak bangsa mengucap bangga atas kecemerlangan derap langkah para pahlawan lapangan hijau. Semua larut dalam gegap gempita.
Namun, semua itu hanya terjadi sebelum malam tanggal 26 Desember 2010. Tanggal 26 Desember seolah menjadi titik balik semua yang terjadi sebelumnya.
Beberapa komentar bernada kecewa bermunculan menghiasi dinding beberapa media jejaring sosial. Puji-pujian yang menerbangkan kini berbalik pada cemooh sebagai wujud rasa kecewa.
Mengapa? Mengapa kita begitu bangga dengan prestasi yang sempat memuncak, namun akhirnya mencemooh ketika prestasi sedikit saja meredup?
Sebenarnya siapa yang berhak (dan harus) didukung? Siapa pula yang wajib mendukung?
Ternyata kita belum dewasa,
Kita lebih gemar menerima, tanpa mau memberi
Kita lebih berani berteriak, tapi takut berbisik pada hati sendiri....
Kapan kita bisa dewasa?
2 Comments
Papah aku langsung ga mau nonton setelah kebobolan dua kali haha
ReplyDeleteSemoga yang selanjutnya menang deh amin
Papah aku langsung ga mau nonton setelah kebobolan dua kali haha
ReplyDeleteSemoga yang selanjutnya menang deh amin
Dear teman. Silakan berkomentar. Tapi khusus untuk post yang telah terbit > 7 hari, mohon maaf komentar kamu nggak langsung muncul, karena harus dimoderasi. Trims