Apalah artinya sebuah nilai. Kalimat itulah yang membuatku sedikit tercengang. Sebuah kalimat pendek yang keluar dari seorang, sebut saja M. Kalimat pendek yang mampu menusuk dalam. Mungkin terlalu berlebihan memang. Tapi itulah nyatanya.
Sebuah cerita lama yang mengetuk pintu hatiku tadi malam. Meminta dan merengek untuk diikutsertakan dalam barisan cerita-cerita di media ini. Akhir Juni 2010, tanggal yang seharusnya ada di bawah title post ini. Kala kalimat pendek itu terlontar.
Tercengangnya aku kala itu bukanlah karena kalimat pendek itu. Namun terlebih karena turunan kalimatnya (agak ribet emank bahasanya :p). Bagi seorang mahasiswa biasa, dengan kaos oblong, makan dua kali sehari, dan sempat merasakan "indahnya" nilai C, sebuah nilai sekecil apapun akan sangat berarti. Kalimat pendek itu seolah memaksaku untuk berpikir. Apa maksudnya? Aku yang sudah bersusah payah mendapatkan nilai yang bisa jadi menurut sebagian orang tidak seberapa itu harus dengan rela membiarkannya hilang begitu saja. Apa maksudnya?
Mungkin bagi sebagian orang, perubahan ini tak akan begitu berpengaruh. Tapi bagi mahasiswa standar lokal seperti aku, ini seakan jatuh dari puncak Everest, nyangkut di pucuk pohon pinus di Gunung Merapi, terlontar ke jurang di Amazon, sampai akhirnya terjerumus ke pedalaman hutan di Somalia (beruntungnya tak sempat mampir ke danau Toba :p).
Yah, pada akhirnya aku memang bisa dapat esensi dari kalimat pendek itu. Walau harus berpikir tujuh ribu keliling (sampe mampir ke gubuk kepala suku di pedalaman Mozambik). Apa sebenarnya yang layak didapatkan oleh seseorang yang menuntut ilmu bukanlah sebuah nilai. Sebuah nilai tidaklah berarti apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang ia dapatkan berupa ilmu, ya ilmu. Teringat pada beberapa oknum guru sekolah menengah yang dengan jelas memberikan ilmunya hanya agar siswa-siswanya lulus ujian. Lulus ujian? apakah itu parameter siswa itu mampu menguasai ilmu yang ia terima dari gurunya? Hanya lulus ujian? atau mungkin dengan istilah lain setelah melewati batas nilai tertentu? lagi-lagi nilai. Pikiran kita seolah sudah terserang virus nilaiisme, paham yang menganggap nilai sebagai raja. Raja yang mampu membuat semua yang ada di hadapannya tunduk.
Pada kenyataannya? belum ada yang bisa membuktikannya. Para penganut paham nilaiisme seolah hanya menuntut nilai berupa angka atau huruf. Sampai akhirnya melupakan nilai dari ilmu itu sendiri.
Apalah artinya sebuah nilai...
note: akhirnya tidak ada perubahan apapun dari nilaiku...
2 Comments
Nilai digunakan untuk lulus. dan lulus paramaternya bukan ilmu. Jadi, kita belajar untuk apa?
ReplyDeleteItu lah mas, realitanya. Kita lebih banyak didikte untuk belajar demi sebuah barisan nilai
DeleteDear teman. Silakan berkomentar. Tapi khusus untuk post yang telah terbit > 7 hari, mohon maaf komentar kamu nggak langsung muncul, karena harus dimoderasi. Trims