Hari ini bangun lumayan pagi, jam 07.50, lebih cepat sepuluh menit dari waktu di alarm. Bergegas ambil handuk, tapi jalan dengan malas ke kamar mandi. Seperti biasa tak perlu berlama-lama, lima menit sudah cukup untuk sekedar membasuh diri. Aku memang terkenal sebagai penghuni DR C8 (atau yang lebih dikenal dengan C'Eighterz) yang punya reputasi dengan waktu mandi tercepat dibandingkan penghuni lain yang butuh setidaknya 30 menit. Hehe... bukan bermaksud melebih-lebihkan, bahkan ada yang tidak cukup satu jam.
Yah, itulah kehidupan normal di DR C8, kontrakanku tercinta. Beberapa minggu ini memang sedang berjalan kehidupan abnormal, dimana penghuni yang tersisa hanya dua ekor. Setidaknya ini sedikit menguntungkan, mengurangi satu kegiatan rutinku, menunggu giliran mandi hingga berjam-jam ^^
Plan hari ini :
1. Ke ATM, transfer pembayaran kaos
2. Pelatihan robot Electro Robo Club
3. Kirim e-mail konfirmasi pembayaran
4. Kumpul divisi PDD SAPA
5. Rapat Umum Kepanitiaan SAPA 2010
6. Nonton Piala Indonesia
Lanjut ke cerita kamar mandi tadi. Selesai mandi, satu kabar yang entah pantas dianggap berkah atau sial. Plan nomor dua untuk hari ini mendadak ditiadakan. Kabar yang kadang membuatku girang dan kadang juga membuatku kesal karena udah rela-relain bangun pagi tapi eh tau-tau batal. SMS jarkom dari si komti yang memang layak dibilang telat. Yah, dibuat seneng aja dah. Toh, jadwalku hari ini berkurang satu. ^^
Pergilah aku keluar dari DR C8 tercinta. Masih dengan hati yang masih bercampur kesal dan girang. Sampailah di ATM, ngantri dehh.... Setelah giliran, nggak butuh waktu lama, 3 menit selesai transfer. Perasaan orang-orang tadi lama banget, ngapain aja di ATM.
Bersiap menuju suatu tempat aku melaksanakan plan ketiga, kirim e-mail. Tempat yang harus rela membiarkanku mengunjunginya tiap hari. Perpustakaan. Jangan bosen ya... ^^
(tunggu dulu, kayaknya judul di atas belum dibahas deh :/)
Yap, ilham untuk posting ini sebenarnya baru aku dapat setelah melihat gerombolan manusia tepat di koridor depan gedung kuliah A yang mungkin kalo ditanya ngakunya anak IPB. Mereka sibuk masing-masing, duduk melingkar membentuk kelompok-kelompok, lengkap dengan gunting, kertas berbagai warna, kardus, dan banyak macam lain. Dari warna kertas yang ada, aku segera tahu mereka siapa. Dengan segera juga otakku bekerja, inilah musimnya masa-masa yang seringkali dilabeli masa perkenalan, atau kadang juga penyambutan, atau mungkin juga masa eksistansi dan senioritas.
Seolah sudah menjadi tradisi, bulan Agustus selalu menjadi bulan yang diramaikan oleh organisasi-organisasi kemahasiswaan untuk berlomba-lomba menunjukkan eksistansinya dengan konsep-konsep terbaik mereka. Berusaha memberikan sambutan terbaik pada mereka-mereka yang baru.
Dalam sekejap, selasar kampus yang biasanya diisi mereka-mereka penggila internet (termasuk aku ^^), mereka-mereka yang menggelar rapat entah dari organisasi apa, setiap awal Agustus mendadak dipenuhi mereka-mereka mahasiswa baru. Sebenarnya kurang layak disebut baru, kurun waktu satu tahun bukanla waktu yang tepat untuk dijadikan alasan mereka mahasiswa baru. Namun, nasib berkata lain. Adanya jenjang yang berbeda bagi mahasiswa IPB yang baru satu tahun usia status mahasiswanya, telah memaksa mereka harus kembali kembali ke statusnya satu tahun sebelumnya, mahasiswa baru. Inilah yang membuat Agustus begitu ramai dengan acara-acara bertajuk penyambutan tadi. Mulai dari MPKMB yang memang menyambut mahasiswa yang benar-benar baru, MPF yang bertugas menyambut mereka-mereka yang bersiap memasuki dunia fakultas setelah melalui masa-masa bahagia di TPB, hingga MPD/MPH yang kebagian sisa-sisa semangat dari mereka yang sudah merasakan perjuangan di MPF. Yah, inilah budaya, yang tampaknya akan tetap lestari.
Embel-embel penyambutan atau perkenalan seringkali didengungkan para penyelenggara. Terkadang esensi itu sangat mudah diartikan oleh para peserta. Namun, arti yang timbul terkadang berbeda dengan yang dimaksud para penyelenggara. Bagaimana tidak, tenaga yang terkuras untuk menyelesaikan tugas-tugas dari panitia sebagai konsekuensi sebagai peserta, ditambah lagi harus mengikuti seluruh rangkaian acara, seolah membuat maksud yang awalnya baik justru menjadi buruk dimata peserta. Sebagai mahasiswa biasa aku tentunya pernah merasakan pahit dan manisnya penyambutan itu.
Satu yang membuat aku bangga adalah sikap penyelenggara yang memperlakukan peserta sebagaimana layaknya manusia dewasa. Sesuatu yang patut dipertahankan. Masa-masa perkenalan yang ditempat lain identik denga senioritas dan perlakuan-perlakuan yang kurang rasional bagi otak manusia dewasa belum aku temui disini. Ini adalah lingkungan pendidikan orang dewasa, selayaknya pula kita memegang prinsip pendidikan orang dewasa, Respecting Each Other, dalam setiap kegiatan. Dan itu yang benar-benar aku rasakan.
Finally, mari kita sambut wajah-wajah baru ini dengan senyum dan sikap terbaru :)
0 Comments
Dear teman. Silakan berkomentar. Tapi khusus untuk post yang telah terbit > 7 hari, mohon maaf komentar kamu nggak langsung muncul, karena harus dimoderasi. Trims