Lu ya Lu, Gue ya Gue!

Ngomongin soal kebebasan, boleh donk aku mengutip tagline blog ini: Ekspresikan tawamu! Karena ketawa nggak cuma hahaha.

Itulah makna kebebasan menurutku.

Setiap orang punya cara masing-masing untuk mengekpresikan rasa dalam dirinya. Kamu bahagia? Boleh ketawa. Ketawa dalam beragam cara. Mau hahaha, hohoho, hihihi, kkk, wkwkwkwk, hiakakakak, mehmehmeh, wakakakak, atau apa aja. Terserah. Bebas.

Atau kamu lagi sedih? Kamu boleh nangis, atau sekedar terisak, menitikkan air mata, atau malah tertawa. Itu juga terserah kamu, bebas. Merdeka.

Karena tak selamanya tawa itu suka, dan tak selamanya tangis itu duka.

Tapi..

Ada batasan yang menjadi border kebebasan itu. Boleh bebas, tapi harus bertanggungjawab.

Kamu nggak mungkin donk ketawa terbahak-bahak semau perut kamu di dalam ruang perpustakaan. Walaupun buku yang kamu baca adalah buku humor yang kalo dibaca orang tuna wicara bisa membuat dia tertawa terpingkal-pingkal.

Itu nggak pas, mas bro.

http://www.fifamonster.com/
Dalam sepakbola, yang namanya tendangan bebas (free kick) juga nggak berarti ente boleh bebas nendang bola semau jidat. Tetep ada aturan mainnya.

Buat yang muslim, seorang imam sholat boleh menangis saat membaca surat yang berisi ayat-ayat siksaan atau kiamat. Bahkan kita memang disarankan untuk begitu kalo memang pas membaca surat-surat sejenis. Tapi kadang itu nggak mudah diterima masyarakat awam. Mungkin masyarakat awam agak risih dengan kelakuan aneh sang imam.

Ternyata bebas berbuat baik pun ada batasannya loh teman.

Banyak orang yang pengen bebas dari segala bentuk aturan. Bebas mau ngapain aja. Pokoknya merdeka deh.

Trus gimana menurut kamu rif?

Menurut aku, itu boleh aja. Toh bebas dan merdeka adalah hak asasi setiap makhluk hidup kan?

Tapi ya balik lagi ke pendapat aku yang pertama: ente boleh bebas, tapi kudu bertanggungjawab, ada batasnya.

Kalo dibilang mau bebas, ane juga mau gan. Pengen rasanya bebas ngetik draft blog (atau yang lebih serem: nulis draft proposal penelitian) tanpa harus nutup telinga dengan headphone karena suara gaduh yang ditimbulkan tetangga sebelah kamar yang pada bebas genjreng-genjreng gitar sambil ketawa-ketiwi nggak jelas di tengah malam.


Apakah aku harus ngungsi ke puncak gunung, cuma supaya mereka bisa tetap menikmati kebebasan mereka genjreng-genjreng dan aku bisa fokus ngetik? Mereka bebas dan aku terbelenggu? Nggak gitu donk..

Psstt.. kok malah curhat sih rif?

Hmm.. yah intinya mah. Boleh bebas, tapi saling menghormati juga boleh kali ya.

Kalo aku nggak salah nyerap kuliah sosiologi umum dimana dulu namaku sempat jadi pesertanya, dalam setiap tatanan masyarakat, ada norma-norma yang mengikat. Norma-norma itu biasanya nggak tertulis. Tapi cukup diketahui dan dipahami oleh masyarakat.

Norma-norma itu mengatur. Tapi bukan berarti mereka membelenggu kebebasan masyarakatnya. Masyarakat bebas beraktivitas, berkarya, bekerja, menikmati dan menjalani hidupnya, selama itu nggak menyalahi norma-norma yang berlaku.

Masih inget donk fenomena mbak-mbak yang jadi ngetop gara-gara nggak mau antri di SPBU. atau mbak-mbak lainnya yang nggak mau ngasih tempat duduknya buat ibu hamil di KRL.

Teman, kalo kamu nggak mau merasa terikat dengan norma-norma itu, please jangan ganggu masyarakatnya. Biarkan itu semua ada, dan jangan usik masyarakat.  Kamu boleh menjemput kebebasanmu, simply dengan meninggalkan tempat itu. Cari tempat lain yang menurut kamu bisa mengakomodir kemauan kamu.

Seingat aku, di dunia ini hampir nggak ada tempat yang benar-benar bebas. Satu-satunya cara supaya kamu bisa bebas sebebas-bebasnya adalah pergi ke Pluto, sendirian. Silakan buat wahana luar angkasa sendiri. Jangan beli atau minta dibuatin. Karena dengan membeli atau mempekerjakan orang lain, kamu akan terikat aturan-aturan. Nggak bebas bro, nggak sesuai keinginan ente.

Kalo itu pesawat luar angkasa udah jadi, monggo sana pergi ke Pluto sendirian. Nikmati kebebasanmu yang bebas sebebas-bebasnya itu. Jangan balik lagi ke Bumi!

Kamu kenapa jadi murka begitu rif?

Hihi.. Nggak murka kok. Aku dari kecil emang biasa hidup dengan mengikuti aturan, follow the rule. Beneran, ini bukan pencitraan. Alasannya simpel, karena menurut aku, aturan yang ada harusnya bisa menimbulkan keteraturan dalam hidup. Enak donk kalo bisa hidup teratur. Hidup teratur, bukan berarti harus terbelenggu kok. Aku masih bisa bebas menikmati hidup, menikmati hidup versi aku.

Harapan aku sih, kita boleh bebas. Tapi jangan sampe kita jadi saling nggak peduli satu sama lain. Jangan sampe muncul semboyan: Lu ya lu, gue ya gue!

Eitsss! Sebelum kelupaan, aku mau bilang, ini bukan curhat aku loh ya. Ini tulisan yang aku buat sebagai jawaban untuk pertanyaannya mbak Ranger Kimi yang nanyain, apa makna kebebasan menurut kamu. Kamu mau ikutan jawab juga? Monggo mampir ke blognya.

Terakhir, aku kasih bonus video nih. Video tentang kebebasan di negara bebas, yang ternyata nggak cukup diterima juga sama masyarakat sana. Peringatan! Video ini mungkin mengandung konten-konten untuk dewasa. Yang masih bawah umur, langsung ke form komentar aja yah. Yuk ah disimak videonya..

Post a Comment

7 Comments

  1. Duh.. Pagi-pagi nengok video cipokan.. Bahahah.. :D

    Yap betul kali Bang, meskipun bebas teteeeeup ada aturannya ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hiahaha.. huz.. yang bawah umur kan aku suruh langsung skip

      Delete
    2. Akuuuu uda umur 23 tauuuuuukkk.. -_-

      Delete
  2. iya setuju rif..bebas tapi tetap ada batasnya..jangan mentang2 atas nama kebebasan seenaknya bicara..kalau sudah gitu, sembraut lihatnya..bukannya damai..malah jadi ya muncul perselisihan..tp ya gitulah..banyak org yang mengatasnamakan kebebasan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas. Kadang yang namanya kebebasan itu yang bikin masalah. Bebas berpendapat, eh banyak yang demo anarkis

      Delete
  3. cipokan lah,,,siang2 mene,,,hihihi,,,untunge wes duwe bojo,,,buakakakakak,,bahaya iki mas,,,untunge yo lo yo lo,,,gue yo gue,,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha.. kalo yang blm punya bojo gimana donk mbak? =D

      Delete

Dear teman. Silakan berkomentar. Tapi khusus untuk post yang telah terbit > 7 hari, mohon maaf komentar kamu nggak langsung muncul, karena harus dimoderasi. Trims