Dulu, aku pernah aktif di sebuah komunitas blogger di kampus. Komunitas itu punya website/blog bersama, dimana setiap member bergiliran untuk membuat tulisan disana. Waktu tiba giliranku menulis, kalo nggak salah waktu itu bertepatan dengan peringatan hari Bumi sedunia. Dan kebetulan aku abis ngeliat secara langsung rendahnya kesadaran temen-temen oknum mahasiswa, penyelenggara acara-acara di kampus, terhadap kebersihan lingkungan. Segera aku dapat ide tulisan. Aku mau bikin tulisan kritis untuk mahasiswa yang katanya kritis, tapi kyknya kurang melek lingkungan. Maksudnya sih mau buka pikiran dan ngajak temen-temen untuk lebih peduli sama lingkungan.
Segera setelah tulisan itu aku publish, banyak komentar masuk. Kebanyakan memang dari temen-temen komunitas itu sendiri. Tapi ada satu komentar dari seseorang yang kyknya bukan anggota komunitas.
Siapa dia? Apa komentarnya?
Dia mahasiswa juga, cowok, satu kampus sama aku. Kalo aku liat profilnya di medsos, dia beberapa angkatan di atas aku. Kakak kelas nih.
Apa yang dia bilang kira-kira begini: "Bung, jaman sekarang bikin tulisan kyk begini udah nggak ada gunanya lagi. Nggak bakal didengerin. Langsung gerak donk!"
Bukan itu aja komentarnya. Dia juga jabarin beberapa kegiatan real yang pernah dia dan temen-temen komunitasnya lakukan. Panjang deh.
Lalu apa tanggapan aku? Ah, aku lupa pastinya apa tanggapan aku waktu itu, blognya udah expired pula. Intinya sih aku nanggapin dengan no offence aja. Nggak mau bikin ribut soalnya. Bukan blog pribadi soalnyah. Hihi..
Lagian aku pikir sih emang ada benernya juga apa yang dia bilang. Jaman sekarang orang mana ada yang mau denger, eh baca tulisan. Mending langsung terjun ke jalan, bergerak, beraksi, mirip yang dibilang si abang itu.
Tapi aku mikir lagi, emang sebegitu nggak ada gunanya kah sebuah tulisan di jaman sekarang?
Hei! Aku punya pendapat lain!
Tiap orang punya cara masing-masing untuk berjuang. Termasuk dalam hal peduli lingkungan.
Aku, sebagai blogger, senjata aku cuma blog dengan tulisan-tulisannya. Aku berjuang dengan caraku sendiri, mengajak, menghimbau, menginspirasi, dan menyebarkan semangat untuk orang-orang di sekitar. Aku dan komunitasku, peran kami memang lebih gede sebagai penulis.
Sedangkan dia dan komunitasnya, yang memang concern di kegiatan yang lebih real, memang seharusnya turun ke jalan. Menulis bukan kerjaan mereka.
Tiap orang punya cara masing-masing untuk berjuang.
Akan lebih cakep lagi kalo para blogger seperti aku, bersama dengan komunitasnya, punya kegiatan real juga. Bersih-bersih lingkungan rutin misalnya. Atau ngebantu reboisasi hutan mangrove misalnya. Jadi selain nulis, mereka juga punya kegiatan real.
Dan para penggiat cinta lingkungan, alangkah bagusnya kalo selain terjun kerja, mereka juga menyebarkan semangat mereka lewat tulisan. Sering kan kita liat ada komunitas peduli lingkungan, rajin kerja, rajin membantu, tapi karena mereka nggak nyebarin semangat itu lewat media tulisan, semangat mereka nggak berkembang. Akhirnya malah layu dan mati. Kan sayang. Para aktivis juga butuh nulis.
Intinya sih, tiap orang punya caranya masing-masing untuk berjuang. Kamu yang blogger, terus semangat ngeblognya. Sebarkan inspirasi untuk teman-teman di sekitar. Kamu yang aktivis, jangan menyerah! Terus berjuang!
Gimana menurut kamu?
Segera setelah tulisan itu aku publish, banyak komentar masuk. Kebanyakan memang dari temen-temen komunitas itu sendiri. Tapi ada satu komentar dari seseorang yang kyknya bukan anggota komunitas.
Siapa dia? Apa komentarnya?
Dia mahasiswa juga, cowok, satu kampus sama aku. Kalo aku liat profilnya di medsos, dia beberapa angkatan di atas aku. Kakak kelas nih.
Apa yang dia bilang kira-kira begini: "Bung, jaman sekarang bikin tulisan kyk begini udah nggak ada gunanya lagi. Nggak bakal didengerin. Langsung gerak donk!"
Bukan itu aja komentarnya. Dia juga jabarin beberapa kegiatan real yang pernah dia dan temen-temen komunitasnya lakukan. Panjang deh.
Lalu apa tanggapan aku? Ah, aku lupa pastinya apa tanggapan aku waktu itu, blognya udah expired pula. Intinya sih aku nanggapin dengan no offence aja. Nggak mau bikin ribut soalnya. Bukan blog pribadi soalnyah. Hihi..
Lagian aku pikir sih emang ada benernya juga apa yang dia bilang. Jaman sekarang orang mana ada yang mau denger, eh baca tulisan. Mending langsung terjun ke jalan, bergerak, beraksi, mirip yang dibilang si abang itu.
Tapi aku mikir lagi, emang sebegitu nggak ada gunanya kah sebuah tulisan di jaman sekarang?
Hei! Aku punya pendapat lain!
Tiap orang punya cara masing-masing untuk berjuang. Termasuk dalam hal peduli lingkungan.
Aku, sebagai blogger, senjata aku cuma blog dengan tulisan-tulisannya. Aku berjuang dengan caraku sendiri, mengajak, menghimbau, menginspirasi, dan menyebarkan semangat untuk orang-orang di sekitar. Aku dan komunitasku, peran kami memang lebih gede sebagai penulis.
Sedangkan dia dan komunitasnya, yang memang concern di kegiatan yang lebih real, memang seharusnya turun ke jalan. Menulis bukan kerjaan mereka.
Kompasianival 2012 - HERO INSIDE YOU, Blogger punya cara sendiri untuk berjuang |
Tiap orang punya cara masing-masing untuk berjuang.
Akan lebih cakep lagi kalo para blogger seperti aku, bersama dengan komunitasnya, punya kegiatan real juga. Bersih-bersih lingkungan rutin misalnya. Atau ngebantu reboisasi hutan mangrove misalnya. Jadi selain nulis, mereka juga punya kegiatan real.
Dan para penggiat cinta lingkungan, alangkah bagusnya kalo selain terjun kerja, mereka juga menyebarkan semangat mereka lewat tulisan. Sering kan kita liat ada komunitas peduli lingkungan, rajin kerja, rajin membantu, tapi karena mereka nggak nyebarin semangat itu lewat media tulisan, semangat mereka nggak berkembang. Akhirnya malah layu dan mati. Kan sayang. Para aktivis juga butuh nulis.
Intinya sih, tiap orang punya caranya masing-masing untuk berjuang. Kamu yang blogger, terus semangat ngeblognya. Sebarkan inspirasi untuk teman-teman di sekitar. Kamu yang aktivis, jangan menyerah! Terus berjuang!
Gimana menurut kamu?
DIRGAHAYU INDONESIAKU
31 Comments
setuju nih rif...yang penting ada sisi nulis dan real nya ya...karena keduanya sama2 bisa memberikan inspirasi..banyak praktek tapi ga tertulis, jadi inspirasinya hanya sekitarnya (krn lihat prakteknya), tp klo didomentasikan lewat online berupa tulisan, memungkinkan komunitasi itu jadi inspirasi diluar lingkupnya ya..
ReplyDeleteNah! Kalo gitu kita klik nih mas :D
DeleteKan ada tuh contoh komunitas, sebut aja Indonesia Berkebun. Awalnya lokal, trus karena mereka punya media yang menyebarkan semangat mereka, akhirnya jadi komunitas skala nasional
asikk.. emang setiap orang punya cara masing masing untuk berjuang.. :D jadi harus menghargai usaha orang lain ya kak :D
ReplyDeleteNah :db
Deletebtw, kok jadi panggil kak ya?
Hahah.. Tiap orang kan punya cara sendiri-sendiri, Bang.. Bisa jadi kan orang yang keliatannya ngga ngapa-ngapain eeeeeh rupanya punya banyak kegiatan keren tentang lingkungan? Siapa tau ya kan? :P
ReplyDeletesepakat nih sama pendapatnya Beby :)
DeleteCcciiee mbak Ely yang sepakat sama Beby
Delete*apasih :D
Hmm.. betul tuh beb. Betul betul betul
Aku kan sehati sama Mbak Elyyyyy :P
Deleteiya deh yang sehati.. mau donk ikutan sehati juga. Masih muat nggak hatinya?
DeleteMasiiih.. Hahah.. :D Siniiii siniiii..
Deleteaku byk cerita ttg kebunku, semoga banyak yang suka juga tanam menanam di rumah sendiri
ReplyDeletedan ternyata,,aku yg suka,,,
DeleteNah iya tuh mbak El. Bisa menularkan semangat berkebunnya ke temen-temen blogger. Aku juga terus terang ikut terunspirasi loh. Kyk mbak Dwi tuh :D
Deleteiya nih, Salut sama mbak Dwi.
Deletekamu juga suka?
Suka. Aku pengen nanti punya rumah yang ada pekarangannya. Pengen tanam bunga-bungaan di pekarangan depan, dan sayur mayur di pekarangan belakang. Pasti rumahnya jadi adem..
DeleteAyo mbak, terus inspirasi aku :D
Bisa saling bekerja sama kan ya antara pelaksana dan pembuat propaganda. Para blogger dan penulis memang tugas nya menulis dan seperti kata mas Arif, mengajak dan menginspirasi.
ReplyDeleteBagus banget tulisannya.
Betul mas Sandy. Kalo kita langsung terjun dan melupakan dashboard blog, bukan blogger donk namanya. Ya nggak sih?
DeleteWah makasih mas :)
Benerrrr..kita berjuang dg cara kita. Kalau aku sih waktu bikin tulisan yg tentang IPB itu...
ReplyDeleteMenginspirasi adik-adik SMA supaya tertarik jadi petani berdasi ya mbak? Hihihi..
DeleteGoooood
salah satunya berjuang dengan ngeblog yaaa,,,,lebih asik tuh,,,
ReplyDeleteBetul mbak Dwi. Tugas kita kan emang ngeblog. Menginspirasi :)
Deleteasal yang ditulis sudah sesuai kenyataan yg dijalanin sih gak masalah mestinya ya mas.
ReplyDeletekecuali kalo yg nulis nya nulis doank tp sebenarnya si penulis ini prakteknya Nol besar.
misal banyak nulis tentang pemberantasan korupsi ternyata dianya sendiri korupsi. plaaak able banget itu sih
Hoho.. plaaak-able, bahasamu sungguh-sungguh tuh qied :D
DeleteIya aku setuju banget. Aku mah maunya ngomong yang ringan-ringan aja dulu. Peduli lingkungan gitu, nggak buang sampah sembarangan, dll deh
Ane setuju sama ente gan ! (y) :D hehehe
ReplyDeleteYoi gan! Cendolnya boleh donk gan :D
DeleteSaya ingin sekali punya komunitas seperti itu gan. ajak saya dong hehehe.. :D
ReplyDeleteBoleh aja gan. Agan tinggal dimana? Gabung aja sama komunitas blogger lokal disana. Pasti ada
DeleteKalo blogger, bukannya, apa yang dia tulis sebagian besar juga dari kisah nyata yang dialami sendiri yak? Menurutku sih begitu. Itulah bedanya blog dengan media lain yang mungkin hanya sekadar menginformasikan, mengabarkan.
ReplyDeleteMasalah publikasi aktivitas, kalo emang gak terbiasa nulis, berarti kudu putar otak, gimana caranya biar aktivitas real itu bisa dipublikasikan lebih luas. Undang wartawan mungkin ;)
Hmm.. bisa bisa bisa..
DeleteTapi menurut aku, tulisan blogger nggak harus berarti dia udah pernah ngalami kok. Banyak contohnya, blogger yang nulis pendapat, ide, atau opini yang mereka sendiri belum pernah njalani itu. Tujuannya ya cuma mau ngasih tau, nginspirasi, atau mengajak.
Nah kan. Artinya peran blogger sebagai pemilik media propaganda, nggak bisa dianggap remeh, toh? :)
setuju banget dengan setiap orang punya cara masing2... yang pasti menulispun berdasarkan apa yg dilihat atau yg dilakukan kan... jikapun belum melakukan semoga dengan perjuanagn dari menulis bisa memunculkan semangat untuk melakukan secara real...
ReplyDeleteNah! Klop kita mbak :D
DeleteInget donk tulisan-tulisannya R.A Kartini di jaman berjuang dulu
Dear teman. Silakan berkomentar. Tapi khusus untuk post yang telah terbit > 7 hari, mohon maaf komentar kamu nggak langsung muncul, karena harus dimoderasi. Trims