Siapa tak kenal Reog Ponorogo? Siapa pula tak kenal Tari Piring?
Kesenian daerah yang menakjubkan dan sampai tersohor ke penjuru dunia, hingga memaksa oknum-oknum tertentu entah dengan sengaja atau tidak mencatut dan mengakui sebagai kebudayaannya. Semua kesenian itu tersaji secara apik, dikemas dalam even-even menarik, setiap tahunnya, di Kampus Rakyat, Institut Pertanian Bogor.
Institusi pendidikan tinggi yang berspesialisasi di bidang pertanian ini memang dikenal memiliki mahasiswa yang beragam. Dengan latar belakang daerah yang berbeda-beda. IPB dengan cerdik memilih mereke-mereka yang terbaik dari pelosok negeri. Hingga akhirnya berkumpul menjadi satu, dalam satu panji.
Keberagaman itu terasa sekali di kampus yang berpusat di Darmaga ini. Tidak jarang kita bisa mendengar bahasa-bahasa yang sepertinya asing dari beberapa orang yang mengobrol. Tentunya yang dimaksud bahasa asing disini bukanlah bahasa dari luar negeri. Melainkan bahasa daerah masing-masing mahasiswa yang memang beragam.
Itu dari segi bahasa. Ada satu keunikan lain disini. Awal perkuliahan pasca liburan panjang, tampaknya sudah menjadi tradisi dimana ruang kelas menjadi arena makanan tradisional dadakan. Setiap mahasiswa yang pulang kampung saat liburan, dengan rasa bangga berbagi makanan tradisional dari daerahnya untuk dibagikan dengan teman-teman. Maka tidak heran, hari pertama kuliah setelah liburan, menjadi hari yang sangat dinantikan.
Pihak institusi pun tidak ketinggalan. Beberapa even sengaja diadakan untuk mengapresisasi keberagaman budaya ini. Even-even bertajuk Food Fair - sebuah pameran masakan tradisional yang diadakan pengelola Asrama Tingkat Persiapan Bersama, atau juga Bentang Budaya Nusantara - sebuah pagelaran seni tradisional yang juga diadakan secara rutin oleh Pengelola Asrama Tingkat Persiapan Bersama. Dan yang paling berkelas adalah Gebyar Nusantara.
Gebyar Nusantara merupakan ajang pameran dan pagelaran seni dan masakan daerah yang diadakan setiap tahun oleh BEM KM IPB. Tujuan diadakannya acara ini adalah tidak lain untuk mengapresiasi keberagaman budaya yang kental di kampus ini. Dengan mengusung konsep yang berbeda setiap tahunnya, even ini selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi para mahasiswa. Reog dari Ponorogo, Tari Piring dari Sumatera Barat, Tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan, dan seni-seni tradisional lainnya selalu menjadi tontonan menarik disini. Maka bagi anda yang ada di sekitar Bogor dan ingin menyaksikan kesenian-kesenian ini, jangan ragu untuk datang ke kampus IPB.
Even-even itu diikuti oleh seluruh Organisasi Mahasiswa Daerah (Omda) di IPB. Mahasiswa-mahasiswa di IPB memang tergabung dalam organisasi kedaerahan sesuai dengan asal daerah masing-masing. Tercatat ada lebih dari lima puluh Omda yang terdaftar. Organisasi inilah yang mewadahi mahasiswa daerah. Sebuah wadah yang menjadi keluarga kedua, tempat dimana mereka bisa kembali merasakan atmosfer daerahnya. Setiap tahun, even-even yang menyajikan keindahan seni tradisional selalu menjadi ajang kompetisi dari Omda-omda disini, sekedar untuk membuktikan, siapa yang paling mencintai budaya daerahnya.
Di bidang olahraga, beberapa ajang kompetisi juga diadakan antar Omda. Ada Domba Cup yang diadakan oleh himpunan mahasiswa daerah asal Garut. Adapula even sejenis yang diadakan oleh himpunan mahasiswa asal Jawa Timur.
Dan yang menarik, tidak pernah ada perselisihan antar mahasiswa daerah disini. Ah, nikmatnya keberagaman dengan jiwa pertanian.
0 Comments
Dear teman. Silakan berkomentar. Tapi khusus untuk post yang telah terbit > 7 hari, mohon maaf komentar kamu nggak langsung muncul, karena harus dimoderasi. Trims